Kumpulan Karya Sastra Primanata Dian Isa

Saturday, March 30, 2013 - , 0 komentar

Puisi tentang penyesalan


"SENYUM PENYESALAN"

Ranting menusuk-nusuk di otak
ujung cumpuk daun mencabuk
ulasan cerita tak mampu di baca
gelap tanpa seberkas cahaya

Aku menolak satu tawaran
atas kehadiran sang rembulan
mukaku layu masam
sesal hati serasa di rajam

Aku menolak satu permintaan
dari kata setelah pengorbanan
senyumku kecut kusut
gundah bertubi-tubi melecut

Akar melingkar-lingkar di tubuh
lumpur hitam bercampur peluh
kesetiaan mu nyata
aku menyia-nyiakannya


Banjarmasin,03,30,2013
Primanata Dian Isa
Friday, March 29, 2013 - 0 komentar

Puisi rindu-Kebersamaan dan keluarga

"IKAN LELE DAN SAMBAL"

Saut menyaut sang pengingat menyerukan Ibadah Sahur di pagi buta...
Sambung menyambung jua,riuh kokok ayam jantan memecah suasana...
Teringat tak kala masa ayah dan bunda turut serta bersila di bentang tikar...
Dan para saudara yang berebut tua dengan tingkah serta kelakar
Adalah lukisan kenangan dalam canvas kehidupan
Aku dalam lamunan…

Kini ku rindukan canda kalian
Fikirku berlari mundur ke pangkalan
Bagaikan corak warna pelangi di sudut cakrawala
Yang hanya sekeping film hitam putih belaka…

Sepinggan nasi,secangkir air putih ku ratap pilu
Terhenyak lara hati menahan rindu
Aku dalam kesedihan
Bulan suci di perantauan

Sebatang racun dengan abu-abu sampah sesal ku hisap perlahan
Emosi dalam kepulan asap candu sebagai teman
Seketika turut sirna..
Pudar diantara melekul-melekul udara

Tidak ada yang special
Hanya sepotong ikan lele dan sambal
Air mata ku jatuh
Menghitung jarak yang semakin jauh

Batam 12' Dalam catatan.
Primanata Dian Isa
- 0 komentar

Adat Ngayau-Dayak Kalimantan

"NGAYAU DAN NGELAMPANG"

"NGAYAU" merupakan tradisi Suku Dayak yang mendiami pulau Kalimantan, baik Dayak yang tinggal di Kalimantan Barat maupun Kalimantan lainnya. Suku Iban dan Suku Kenyah adalah dua dari suku Dayak yang memiliki adat Ngayau.

Pada tradisi Ngayau yang sesungguhnya, Ngayau tidak lepas dari korban kepala manusia dari pihak musuh. Citra yang paling populer tentang Kalimantan selama ini adalah yang berkaitan dengan berburu kepala (Ngayau).

Karya Bock, The Head Hunters of Borneo yang diterbitkan di Inggris pada tahun 1881 banyak menyumbang terhadap terciptanya citra Dayak sebagai “orang-orang pemburu kepala”.

Puncak dari alegori luar biasa yang menjadi hal yang sentral dalam upacara perburuan kepala yang dilakukan oleh orang-orang Iban yang ketika sudah disenandungkan oleh dukun-dukun pembaca mantra, dilakukan oleh calon-calon pemburu kepala, adalah sebuah ritual yang dikenal dengan nama "NGELAMPANG" yang secara harfiah berarti mencincang atau memotong menjadi bagian-bagian kecil.
- 0 komentar

Puisi sosial-Jalanan kota

"AIR KETUBAN PECAH"

Jalur tol yah jalan tol
Kosong melompong lalu lalang
Tarif bayar jalan lancar
Mulus nyaman marsedes jalan

Lihat !
ada keramaian
disana pasar tumpah
Dengar !
banyak yang gusar
ngantor telat perjalanan terhambat

Macet ! macet !
Fly over mau dibangun
Lampu merah terasa lama
Rambu hijau tak mau menunggu

Lihat !
Itu darurat
Ibu hamil 11 bulan mau melahirkan
Dengar !
ada ambulan
sirine bingung meraung-raung

Owh....
Terlambat sudah
Air ketuban pecah
Inallilah...

Banjarmasin,13'
Primanata Dian Isa

Wednesday, March 27, 2013 - 0 komentar

Puisi cinta-Urung hilang

"URUNG HILANG"

Lukisan wajah hampir samar
Kuas pengukir kisah patah
Bab bab cerita nyaris terbakar
Tinta pena banjir basah

Membuang tentang mu sia-sia
Bagai melempar bumerang aborigin
Mengubur kisah lalu percuma
Seperti menanam benih di musim dingin

Buku berdebu dalam lemari
Cover depan kaku kusam
Sudut kertas keras rapi
Judul halaman "masa silam"

Kenangan gemilang urung hilang
Laksana angin melepas cadar bulan
Cinta untukmu tak mampu ku buang
Bagaikan tasbih dalam genggaman

Yaa...Allah...
Persatukanlah..

Banjarmasin,28/03/2013
Primanata Dian Isa
Tuesday, March 26, 2013 - 0 komentar

Sajak sosial-Uang segudang nyawa sebatang

"UANG SEGUDANG NYAWA SEBATANG"

Kau anak si tuan pejabat
Apa yang kau sugguhkan di meja bundar ini ?
Tuak,Arak,Vodka atau Anggur merah ?
Bagaimana jika ku tawarkan kau seloki ramuanku ?
Muntah tujuh rupa dari seorang anak manusia

Gelakmu menggoncang dunia
Apa yang kau sodorkan untuk ku ?
Narkotika,Psikotropika,atau Zat adiktif ?
Bagaimana jika kau tenggak pil racikanku ?
Satu kapsul yang memutuskan dengus nafasmu

Kau anak pengusaha kaya
Kemana kau ajakku pergi ?
Ke kandang maksiat,atau Sangkar setan ?
Bagaimana jika kau ikut denganku ?
Berjalan kaki 13kilo di tengah hari

Betinamu geli
Apa yang kau negosiasikan kepadaku ?
Tentang indahnya dunia, atau tawaran kunci neraka ?
Bagaimana jika kau dengar pendapatku?
Bapak mu bisa mempercepat segala urusan
Tapi tidak untuk menunda datangnya kematian

Uangmu segudang
Tapi nyawa hanya sebatang
Kau anak manusia yang beruntung
Sadarilah sebelum buntung

Banjarmasin,13'
Primanata Dian Isa
- 0 komentar

Puisi cinta -Asmara anak bangsa

"KATA CINTA"

Menghisap aroma lumpur lapindo
mencium hembusan angin bromo
diantara asap putih dari tali pusat bumi
Aku menemukan Puisi cinta !
Lengket air laut di lipatan badan
bau anyir ikan di portal pelabuhan
di hadang fatamorgana naik pasang
Aku menemukan Sajak cinta !
Kapal pecah busung kamar ku
seminggu lantai tiada disapu
di kolong ranjang penuh jaring laba-laba
Aku menemukan Syair cinta !

Gila !
Kata cinta bergelut di kepala
Anak bangsa dalam asmara


BANJARMASIN,13'
PRIMANATA.D
Monday, March 25, 2013 - 0 komentar

Puisi cinta-Mata mu indah

"MATA MU"

Sinar itu kembali lagi
Indahnya mencuri pandangku
Laksana berlian di laci istana
Mata mu...

Bukan pelangi !
tapi sinar laser berjuta warna
Bukan jingga senja !
tapi kabut di antara lampion

Cahaya itu hadir kembali
Terangnya tundukan kepalaku
Seperti lampu sorot tronton 16 roda
Mata mu...

Bukan purnama !
tapi bintang kejora
Bukan telaga !
tapi embun di ujung daun

Mata mu...
kesederhanaan
Tapi itu..
Keindahan



Banjarmasin,13'
Primanata Dian Isa
Sunday, March 24, 2013 - 0 komentar

Puisi sosial-Malam

Aku menyebutnya "Malam"...

Matahari tenggelam
Mega-mega mulai hitam
Mata unggas menahan kantuk
Waktunya untuk kelelawar dan pungguk

Lampu kota Gemerlapan
Pramuria gedongan berkeliaran
Hidung belang berlenggang tenang
Mencari senang hambur uang

Jarum jam meninggi
Insan lain terbuai mimpi
Jangkrik berdongeng ria
Cicak menangkap mangsa

Lelah..
Rebah...
Gelap.....
Guling ku dekap..


Banjarmasin,13'
Primanata Dian Isa
- 0 komentar

Puisi edukatif-Peran Idealisme dan Realistisme

"PERAN IDEALISME DAN REALISTISME"

Jika pak tani itu Idealis
Maka cangkul Realistis
Jika parit itu Idealis
Maka air adalah Realistis
Dengan demikian padi tumbuh

Bagaimana dengan mu ?
Apakah kau seorang Idealis
Atau Realistis ?

Jika kabel itu Idealis
Maka listrik Realistis
Jika lampu adalah Idealis
Maka cahayanya adalah Realistis
Dengan demikian ruangan gelap menjadi terang

Idealis tanpa Realistis adalah orang gila
Realistis tanpa Idealis itu bagaikan sapi yang ditarik hidungnya
Idealis dan Realistis umpama sel darah putih dan nadi

Bagaimana menurut mu?
Apakah kau pasien gila
Atau kuli semata...

Banjarmasin,13'
Primanata Dian Isa
Saturday, March 23, 2013 - , 0 komentar

Puisi-Tentang aku

"TENTANG AKU"

Tidak ada yang spesial
Kau lihat itu batu sekepalan tangan ?
Runcing keras di atas pasir
Itu watak ku !

Kau cium aroma natural ?
Di sebuah bantal empuk meski kapuk
Nyaman atau tidak aku tak perduli
Itu kepribadian ku !

Kau dengar gesekan biola
Yang di gesek oleh sang maestronya
Tenang mengayun indah mengalun
Itu sikap ku !

Tidak ada yang spesial
Kau cicip rasa air putih
Ya... tawar hambar
Itu lah aku
Bersahaja

Banjarmasin,13'
Primanata Dian Isa
- 0 komentar

Puisi religi-Bunuh diri

"PENAWARAN SETAN"

Nalar genting menjerit nyaring
Bisik-bisik setan pada satu penawaran
Kau di ketinggian...
Mereka berkata : "Kemarilah"..

Asin bening tangisan pusing
Rayu-rayu setan luluhkan iman
Kau di belai angin
Mereka berkata : "Kesinilah"...

Mata lemah menatap kebawah
Belai-belai setan di bahu dan pundak
Kau tuli tak perduli
Mereka berkata : "Cepatlah"...

Kaki gemetar hati ragu
Lambai-lambai tangan setan memberi penawaran
Kau jauh dari Tuhan mu
Mereka berkata : "Lompatlah"...

Banjarmasin,13'
Primanata Dian Isa
Friday, March 22, 2013 - 0 komentar

Pagaralam-Basemah-Puisi edukatif

"PAGARALAM"

Ini kota ku
Pada 103,15 Bujur timur
Dan 4 derajat Lintang selatan
Bukit biru silang menyilang
Sungai jernih mencuri pandang
Hati siapa tak tertawan ?
Pagaralam indah menawan

Kau di utara
Lahat ramah bersahaja
Mari kemari,
teruskan perjalanan
Nikat sudah dekat
Lematang menyambut senang

Kau dari selatan
Bengkulu penuh kenangan
Mari kesini,
menuju tanjung sakti
Gunung Dempo terlihat
Pertanda sudah dekat

Kau dari barat
Empat lawang izin lewat
Ikuti kata hati,
telusuri ulu musi 
Satwa liar penjaga pintu
Hendak lah senyum dan jangan ragu

Kau dari timur
Muara Enim pasti menegur
Bumi seganti setungguan menyapa
Bukit jempol elok kau jumpa
Jangan resah jangan gundah
Basemah ramah bersahaja


Ini kota ku...
Tiga puluh tiga air terjun
Dan 26 situs menhir tercatat
Bunga kopi semerbak wangi
Daun teh hijau berseri
Jangan kau simpan penasaran kawan !
Ini kotaku penuh keindahan
 : "Pagaralam"

Pagaralam,13'
Primanata Dian Isa

.....................................................................................
PUISI UNTUK CALEG DPRD PAGARALAM

GOLPUT

Kami...paku...kertas
di balik bilik senyum puluhan paras
di atas nomor-nomor ber-jas
dalam kegamangan yang tak jelas


Kami..paku..kertas
di sisi gerai tirai-tirai pembatas
di ruang sempit namun bebas
meraba-raba pemimpin cerdas


Kami...paku...kertas
dengan sebakul janjimu tuntas
dengan secuil umpanmu ikhlas
apakah kelak kau tindas?!...


Kami !,paku !,dan di atas kertas !
yang kau beli demi jabatan berkelas
kau bayar agar jadi urutan teratas
sebelum semua kandas kau kuras
maka kami memilih
; "Pass !"


Bengkulu,26/10/13
Primanata D.


 .......................................................................................



Pantun suku Palas Pasemah


Ade raje tiduk lemak,
raje tiduk di dipan jati.
Bukan aku asak bekendak,
aku betanye tapelah reti.
...............
Catatan kaki :
tiduk lemak,tidur enak.
Dipan jati,ranjang dari kayu jati
Asak bekendak,meminta semaunya/paksa
Betanye tapelah reti,bertanya apalah arti
(Berjung:pantun bersahutan suku palas pasemah melayu sumsel)Salam Budaya
@Primanata D.


Kisah Kecepul


KETJEPOEL
Pada lepas soeboeh
Langit kelaboe moelai berlaboeh
Dan oeboen2 mentari menjoemboel
Dari oejoeng gang terdengar teriak ; "ketjepoel"
Ketjepoel...ketjepoel..hangat
Ditemani setjankir kopi lebih nikmat
Doesoen koe dan angin goenoeng
Para boeroeng jang bersenandoeng
Ketjepoel..ketjepoel.. begitoe seroean
Memetjah soenji pedagang kalangan
Begitoelah doeloe kisah
Ketjepoel dalam sedjarah
BKL 31/12/14
@Primanata D.

Sadjak kemarin dan hari ini


KEMARIN DAN HARI INI
Kemarin...
seorang balita terbujur kaku
sebab salah obat
atau ulah perawat sinting
Kemarin...
sebongkah batu menghalau deru angin
angin dari gunung-gunung dan perbukitan
angin yang berselimut keresahan
kebosanan
terhadap ketimpangan
hidup
Kemarin...
orang tua-orang tua kita
didoktrin nomor-nomor dan angka-angka
dijejali janji materi
dari busuknya mulut calon pemimpin
dan adik-adik kita
dibiarkan menunggu petang
dengan seutas benang dan layang-layang
Hari ini semestinya...
pendidikan adalah dambaan dan pujaan
bukan momok yang mengerikan
biaya yang menyeringai
seram bertaring runcing
Hari ini...
Aku akan merindukan kalian...
apakah kita akan melepas sepatu?
atau justru bersiap menendang batu?
Pagaralam-Sumsel
 ...............................................................
 "KEMARAU LIMA TAHUN"

Oy !
Tuan bibir tipis rimbun kumis
Duduk ngupil dikursi manis
Kau akui diri sebagai politikus
Sedang bahasa Indonesiamu saja belum lurus

Ya... gunung Dempo kelok lematang
Lihat anak cucung masih dalam tempurung
Bagaimana generasi nak cerdas
Sedang para pemimpinnya pemalas

Sumpal mulut petani dengan uang
Sanak famili beri peluang
Oy ! tuan apa kau bangga ??
Membodohi rakyat yang kian menderita

Hujan sehari
Kemarau lima tahun

Bengkulu,01/07/2013
Primanata Dian Isa





- 0 komentar

Syair-Bunyi UUD 1945 pasal 1 2 3

''UUD 1945,PASAL 33 AYAT 1,2,DAN 3"

Meski tanahku subur,
tapi negriku tak makmur
Walau tanahku berhumus,
namun seakan tandus...

Meski tanahku gersang,
tetap tumbuh alang-alang
Walau tanahku kuning,
masih tumbuh tunas dan ranting...

"Penguasa Bagaimana...?
Janjimu diawal cerita
"Penguasa Bagaimana...?
Kisah cerita harta negara

Demi rupiah,
harta ibu pertiwi kau perjual beli
Untuk pengusaha serakah,
kau gadaikan nasib bangsa


Batam,11''
Primanata. D
............................................................
Bunyi pasal 33 UUD 1945 sebagai berikut .

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.

3. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
- , 0 komentar

Puisi edukatif-Akibat dari rasa takut

"KEKUATAN DARI RASA TAKUT"

Aku berbagi pada mu tentang rasa takut
Ketika kemelut menyulut
Darah mengalir di wajah tersumbat
Kharisma wajah kuning pucat

Entah problema apa yang menimpa
Tubuh serasa di injak raksasa
Di sekitar curiga memburu
Fikir waspada jitu

Akal bermain jauh di ujung jalan
Nafas dan detak jantung rusuh melawan
Keputusan di ujung mata belati
Hidup atau mati

Aku bicara pada mu tentang ketakutan
Wajah mengisyaratkan tindakan
Dalam diam dirantai kusut
Takut menjelma..
Menjadi malaikat maut !

Dua keputusan di kepala insan yang di Dzalimi
Hidup atau Mati !


Banjarmasin,13'
Primanata Dian Isa
- 0 komentar

Puisi edukatif-Pengetahuan tentang lapisan lagit

"TENTANG LANGIT"

Air di darat terbang tak terlihat
tergalang di kelopak "Troposfir"
Ini bumi...
menunggu tunas merintih haus
maka air kan kembali jatuh
Hujan...

Sinar sejuta penyakit
terpental di tameng "Ozon"
Ini bumi...
menunggu langit runtuh
maka batu akan jatuh
Hancur...

Sinyal dan kerumunan gelombang
terpantul di kaca "Lonosfir"
Ini bumi...
aku berkomunikasi dengan mu
tanpa tali,tanpa kabel
Hebat...

Matahari bintang kentut
ditiup "Lapisan magnet"
Ini bumi..
kita aman
entah sampai kapan
Harapan...

Tanah liat dan satu ruh
masuk hidup bernafas
Ini aku...
kan kembali padamu
yang merajai langit
Tuhan semesta alam...

Banjarmasin,22/03/2013
Primanata Dian Isa
Thursday, March 21, 2013 - 0 komentar

Puisi rindu-Kau luar biasa

"KAU LUAR BIASA"

Sepertinya ada yang kurang
Di setiap hariku,disetiap waktuku
Kau memanggilku "sayang"
Lama tak kudengar...

Sepertinya ada yang tak cukup
Di bangunku,di tidurku
Kau memberiku "perhatian"
Kini ku kesepian

Sepertinya ini berlebihan
Di ungkapanku,di baris kata-kataku
Kau bertanya "mengapa demikian"
Aku dalam keseorangan

Sepertinya ini tak biasa
Di yang sudah dan yang pernah ada
Kau menutup pintu
Aku di pasung rindu

Sepertinya aku baru merasa
Jika kau sangat " Luar Biasa"

Banjarmasin,13'
Primanata Dian Isa
Wednesday, March 20, 2013 - 0 komentar

Sajak sosial-Penyimpangan dana pembangunan jalan

"GOYANG-GOYANG JALAN KU SAYANG"

Uang mata uang
uang banyak ya beruang
Besar sangar perut gendut
pandai melucu seperti badut
Karena beruang...

Uang mata uang
uang dikit ya sulit
Pinggang nyilu sendi kaku
buntu jangan diganggu
Bisa kubunuh...
Dikau !

Air...Air..
dimana air..
Tanah kering kerontang gersang
Hujan tak turun yang turun kapal terbang
Langit bercumbu biru kelambu
Matahari terik mengusik
rambutmu,tubuhmu bersisik
Mengapa tak hujan hujan...
para awan beriringan berkejaran
Air.. dimana kau jatuh...
kulit ini sudah berbedak debu

Uang...uang..
dimana uang...
Tanah luas subur makmur sentosa
Aspal tak turun yang turun pohon pisang
Burung-burung bersuil centil
Tanah pasir ditimbun krikil
Goyang-goyang tubuhku goyang
Jalan ku sayang,jalan ku malang

Hujan turun..Hujan deras...
Air mengalir... air tak tenang..
Air di jalan membuat lobang
Uang menyimpang!

Goyang-goyang badanku goyang
Jalanku malang,beruang riang

Banjarmasin,13 (Jalanan bergelombang)
Primanata Dian Isa
- 0 komentar

Puisi cinta-Aku dekat hingga kiamat

"AKU DEKAT HINGGA KIAMAT"

Surya tenggelam
jejak ku masih di pasir putih
Pabila esok aku tak terlihat
maka aku ada di samping mu

Langit hitam
bulan di atas kepala
Pabila esok aku lenyap
maka aku ada di sisi mu

Aku sang surya
Aku lah langit

Angin gunung turun
sebelum fajar diantara subuh
Jika esok aku pergi
maka aku ada di dekat mu

Adzan berkumandang
mata mu terbuka
Jika esok aku tiada lagi di dunia
maka aku akan tetap menjaga mu

Aku angin gunung
Aku lah Adzan

Panggilan berkumandang
adalah tanda aku tak pernah hilang
Aku teramat dekat
hingga datang kiamat

Banjarmasin,13'
Primanata Dian isa
Tuesday, March 19, 2013 - , 0 komentar

Puisi tanah air-Tahta para raja Indonesia

"TAHTA PARA RAJA INDONESIA"

Wahai Dapunta Hyang sang maharaja Sriwijaya !
penguasa selat malaka
penjelajah nusantara
pemimpin sejati diatas prasasti
Mengapa kau tumbang?

Wahai Mahapatih Gajah Mada nan sakti !
pengibar panji-panji dwiwarna
pemersatu tanah tumpah darah
Menakhlukkan nusantara
atas sumpah palapa mu...
Mengapa Majapahit Runtuh ?

Di barat daya kemarau
di Tenggara angin ribut
Anak bangsa saling tumbang menumbangkan
Penguasa dan penguasa sikut menyikut
demi tahta...
Mensejahterakan negeri angan-angan
Cita-cita yang tak pernah jadi kenyataan
Visi hanya hiasan
Misi sekedar coretan
Abstrak..
menunggu Visi dan Misi baru

Wahai bujangga Mpu Tantular
tuan aksara '"Kakawin Sutasoma"
Inikah artinya "Bhinneka Tunggal Ika"..?
negeri ini teramat banyak pemimpin
hingga mereka berebut tuk memimpin
Pemimpin sementara memimpin
kemudian tumbang runtuh karena angin ribut
meninggalkan kemarau penderitaan
di atas kepala-kepala rakyat
yang melarat

Wahai pemimpin baru !
adakah kau baca sajak ku!

Banjarmasin,13'
Primanata Dian isa
Monday, March 18, 2013 - 0 komentar

Sajak sosial-Makam ku bukan makam pahlawan

"BUKAN MAKAM PAHLAWAN"

Menunggu jalan buntu
besok aku miskin
Menunggu susah
lusa aku terlunta
Mengerutkan kening
hari ini aku pusing
Membaca peta hidup
lampu semakin redup
Dimana ujungnya
aku belum menemukan pangkal

Dimana awalnya
aku tak berdasar
Dimana perjalanan
aku tak bertujuan
Tujuan hanya kaya
bukan harta dunia
Mati tinggal nama
nama di batang nisan
nama di kenang-kenangan

Di mana aku mati
tanah belum dipesan
Di mana aku disholatkan
aku belum taubat
Panjang liang lahat
cukup kepala hingga kaki
Atas dasar kepentingan
kuburan diratakan
Menjadi satu lahan
Sayang...
Aku bukan pahlawan

Anak cucuku bertanya
di mana makam moyangku ?
Mereka menjawab :
Hilang karena satu bencana

Banjarmasin 13'
Primanata Dian Isa
- , , 0 komentar

Puisi sosial-Untuk anak kapal

"DI BURITAN KAPAL LAUT"

Di buritan kapal ini
aku melihat satu bias cinta
tenggelam di ujung samudera
seberkas cahaya emas
hilang tanpa bekas

Jejak jalan kapal masih membelah putih buih
aku melihat satu rindu bertalu
mengejar-ngejar para camar
dan mercusuar
mulai terlihat samar

Kau awak kapal penghuni bentang samudra lepas
Kita akan pulang !
Kita akan kembali ke ladang
mencari cinta yang hilang

Kau awak kapal hantu belau
Kita akan mendarati kaki
Kita akan mencumbui putik melati
memeluk sang bunga hati

Anak mu..
Istrimu..
menunggu...



Didedikasikan untuk pelaut
Banjarmasin,18.03.13
Primanata Dian Isa
- , 0 komentar

Sajak sosial-Nyonya tuan lupa ingatan

Sajak sosial :
NYONYA TUAN HILANG INGATAN

Wahai cukong sombong yang duduk di punggung panggung !
Senyummu memikat gadis mata koin
Wahai direktur yang duduk di empuknya kasur
Tawamu lebar, sawah mu lebar
Wahai nyonya tuan-tuan sekalian
Tubuhmu berat akan logam
kalo banjir tenggelam

Nah anda-anda sekalian dapat hadiah !
Rona wajah membelah isi mall megah
Wah hujan balon di kepala artis !
Tepuk tangan dari kaum borjuis
Di luar hujan deras...
kehidupan memeras keras

Sedan-sedan bersih wangi
Kacanya gelap bodi mengkilap
Nenek ompong pipi peot minta tumpangan
Oh...
Nyonya dan tuan hilang ingatan..

Banjarmasin,13'
Primanata Dian Isa
Sunday, March 17, 2013 - 0 komentar

Puisi sosial-Becak pak tua menguliahi

"BECAK PAK TUA MENGULIAHI"

Becak..
Pak tua banjir peluh
kerah baju seperti lintah
hitam legam kusam
Becak...
Pak tua pelan mengayuh
butir keringatnya jatuh
basah lelah tabah

Becak...
Pak tua dorong mendaki
dua ban nurut manut
demi perut meski kusut
anak istri tak pernah cemberut
Becak...
Pak tua betis baja
menyongsong hari melawan asa
menunggu masa hingga tak bertenaga
di usia senja
anak lepas kuliah

Banjarmasin 13'
Primanata Dian Isa
Saturday, March 16, 2013 - , 0 komentar

Puisi cinta-Risau

"RISAU"

Raja gulana datang tak di undang
Duduk di singasana jiwa
Bersemayam menunggu fajar
Diri ini risau

Hoi ! malaikat atmosfer berkerudung hitam !
mengapa senyap kau hujam ?
Hoi ! dewa penjaga hati !
mangapa gundah tak pergi ?

Malam tanpa rasi bintang
Bulan mandi ditutup tirai awan
Telinga ku berdenging nyaring
Diri ini risau

Hoi ! mata langit !
mengapa sepi sakit ?
Hoi ! pramupintu hati nan pilu !
mengapa tumbuh rindu ?

Tentara gulana menyerang
Cinta ku meradang

Banjarmasin 13'
Primanata Dian Isa
- , , 2 komentar

Puisi sosial-Buyar keluar

"BUYAR KELUAR"

Manakala cinta bergelora di dada insan
seperti bunga-bunga bermekaran
bagaikan tikus dan kecoa di gorong-gorong
yang banjir lantaran tersumpal botol plastik kosong
buyar keluar

Dan rindu melekat pilu
umpama semut menunggu tetesan madu
bagaikan belatung di perut bangkai
yang tergolek di selokan jalan
buyar keluar

Juga jiwa-jiwa sosial meneropong
laksana kecepek pejuang tua menodong
bagaikan penghuni isi rimba
yang kocar kacir karena amukan merapi
buyar keluar

Perang aksara tumpang tindih
bergelimpangan seperti mayat-mayat
berserakan dibiarkan terombang ambing
diatas kertas kusam lusuh
setelah buyar keluar
hilang...
lalu hadir kembali

Banjarmasin,16,03.2013
Primanata Dian Isa
- , 0 komentar

Puisi sosial-Kata-kata berkicau

"KATA-KATA BERKICAU"

Kata-kata itu seperti batu
tak bisa kugigit
Kata-kata itu seperti pasir
tak bisa kukunyah
Kata-kata itu seperti berlian
tak bisa kutelan
kata-kata itu keras
lambungku mual

Kata-kata itu seperti angin
kesana kemari
kata-kata itu seperti awan
membawa hujan
kata-kata itu seperti langit
biru,hitam,kelabu,jingga
kata-kata itu kepingan di lautan
kemana arah nya ?

Oh..pandai benar murai batu berkicau
pipit uban,kecici,kutilang turut senang
bernyanyi di telinga semut merah
Oh..lihai benar murai batu berkicau
dan burung-burung sumbing sengau
kacau menerjemah kicau
yang indah
tak jelas arahnya

Banjarmasin,16,03,2013
Primanata Dian Isa
Friday, March 15, 2013 - , 0 komentar

Puisi cinta-Romansa gila

"ROMANSA GILA"

Bejibun puisi cinta...
menempel di dinding maya...
semu sama semua...
aku lelah
kelopak mata berat ke bawah
1,2,3domba mulai berhitung
satu cinta hanya untuk satu
tidak untuk semua
aku meminta :
cintai lah juga mereka

yang kau lihat kala kau berpeluh
yang kau lihat saat kau berteduh
yang kau lihat bila kau jatuh
yang kau lihat berbaju lusuh
bukan yang kau lihat dari kaca mobilmu
dan bukan jua tontonan telenovela

Aku lelah
membaca romansa gila
cinta

Primanata Dian Isa
- , 0 komentar

Sajak sosial-Bola segi lima Indonesia

Sajak :Bola segi lima Indonesia

Sepak terjang jas mewah..
di balik bola bergambar segi lima
persatuan pangkalnya
perceraian ujungnya
doni kecil iri
lihat bule minum pepsi

Anak negeri anak tiri
sabang sampai marauke berjajar pulau-pulau
pemuda tangguh duduk termangu
di bangku panjang bergumam :
ibuku jawa,bapak ku irian jaya
ibunya jawa bapaknya holand
aku jual diri
mereka dibeli

Kaki kaki kian lamban menari
bola gila tak tahu arah
sepak terjang jas mewah pegang piala
garuda didadaku berkumandang
kapan kita menang ?

Banjarmasin,16-03-2013
Primanata Dian Isa
- , 0 komentar

Sajak sosial-Bapak ibu kita kaya

"BAPAK IBU KITA KAYA"

Benar...
seribu bayangan silam menghantui
kekalahan masa lalu merundung pilu
luka koyak tersiram cuka
perihnya luar biasa

Aduh...
garam di laut asin pahit ditelan
usus dua belas jari bengkak lebam
telapak kaki kapalan
tebal kebal kurasakan

Yaa...
Kau ingat itu kawan...?
aku dengan mu di muka emperan
menunggu sisa roti yang masih wangi
menanti sisa tulang ayam yang masih hangat
tapi semuanya begitu nikmat

Yaa..
Benar...
ibu bapak kita kaya
sibuk dengan bisnisnya
aku dan kamu sama
kita ingin merasakan susah
seperti mereka yang mereka bilang malas
tapi malah ditindas..

Yaa..
Benar sekali...
kau lihat anak kucing yang meraung ditinggal ibunya
kedinginan di pinggiran jalan
lalu kau biarkan dia hidup mandiri
maka ia besar lagi tegar
dan benar
seperti itulah kita...


Banjarmasin,15/03/2013
Primanata Dian Isa
Thursday, March 14, 2013 - , 0 komentar

Sajak sosial-Penjaga malam Kalimantan selatan

Sajak Penjaga malam Kalimantan selatan

Lagi pukulan dentang tiang listrik berbunyi
penjaga masih waspada
di bawah rembulan berselimut awan
di atas tanah berawal rawa
di bukit harta karun
di kapal-kapal tongkang
tuyul-tuyul bersiul
bandit-bandit besar di kursi VIP
membelai rambut pirang perempuan
dan pulang dengan simpanan

Lagi pukulan dentang tiang listrik berbunyi
penjaga masih waspada
di kaki kaki bukit
di hulu-hulu sungai
di riak sungai barito
tuyul-tuyul bersiul
bandit-bandit perutnya buncit
menguntit batu bara
uangnya entah kemana

Lagi pukulan dentang tiang listrik berbunyi
penjaga masih waspada
cacing di perutnya berontak
segumpal problema menunggu fajar
istri pergi ke pasar
dan berkeluh
; harga sembako melunjak
bawang merah,bawang putih
tak mampu dibeli...

Tuyul-tuyul bersiul
bandit-bandit matanya tambah sipit
menguliti perut rimba
tongkang-tongkang liar
uangnya entah kemana


Banjarmasin,15/03/2013
Primanata Dian Isa
- 0 komentar

Puisi cinta-Balam bertanya

"BALAM BERTANYA"

Nona manis ayu lugu
matanya berkaca-kaca bening
hatinya teriris tajam kawat
luka buta rasa akan berita
dan bertanya padaku
; Aku gelisah..

Lamunannya diantara hiruk pikuk kota
dua tiga tiang listrik tinggal
stang stir kemudi mantap
marka jalan tak habis-habisnya datang
Ia bertanya padaku
; Apa ini patah hati...

Lelakinya tlah lama jua hilang
meninggalkan benih benci yang mulai bertunas
lama sendiri bagai balam terikat tali
dan jantan terbang tinggi bersama merpati
Ia bertanya padaku
; Mengapa ?

Aku tiada gundah berkata
; Nona...
Itulah cinta


Banjarmasin,14,03,13
Primanata Dian Isa
Wednesday, March 13, 2013 - 0 komentar

Puisi ibu-Sebelum subuh tanpa mu

"SEBELUM SUBUH TANPA MU"

Gerimis bawa sayu sayu sandar ku
hayal terbuai
mimpi dalam rencana
aku masih terjaga
hening
bisu
tanpa gemuruh

sorot mata memecah kaca
bulir air menyisa
tawa rintik berbisik
; tidur lah nak,..
  tidur lah sayang

kecoa-kecoa gelisah
tokek tertawa
nyamuk beraksi iri
melihat jari dalam tari
dalam sepi
sendiri

Ujung cerobong suara berbunyi
melantunkan ayat-ayat suci
berpadu nada
pada satu suasana
di pangkal subuh
aku tanpa mu
ibu


Banjarmasin,14,03,13
Primanata Dian Isa
- 0 komentar

Puisi lama-Lajulah dik lajulah


"LAJULAH DIK LAJULAH"

Lajulah dik lajulah langkah
jalan itu taburan beling
jangan takut buanglah kesah
jika engkau maju bersaing

Lajulah dik lajulah kedepan
gadis cantik mengetuk pintu
budi bahasa membuat segan
bila salam senyum dan malu

Lajulah dik lajulah duluan
aku menjaga di belakang
kiri kanan penuh godaan
dzikir dihati membawa tenang

Lajulah dik lajulah sayang...
waktu tak bisa di rayu
detik tak mau menunggu
hari terus berganti
bangunlah dari mimpi


Banjarmasin,13,03,13
Primanata Dian Isa
Tuesday, March 12, 2013 - 0 komentar

Puisi tentang kota Bengkulu


Judul :
Bumi persada Bengkulu

Di bumi persada Rafflesia
air ku minum
di tanah ratu samban
aku di lahirkan...
; aku bangga

Aku bangga di balut sehelai kain Basurek
aksara kaligrafi lima kelopak bunga
di tubuh ku,di ikatan kepala
satu tanda cinta,satu tanda setia
satu tempat kembali pulang
Bengkulu ku tersayang...

Lihatlah ke sana !
di mana aku menapaki kaki
sembilan puluh sembilan bukit berbaris rapi
tinggi silih berganti
mencakar langit dalam pandang mata
Taba penanjung...
aku tersanjung

Berlarilah ke sana !
di mana aku menari riang
seribu batang cemara mendayu
satu daratan tak pernah tenggelam
pulau tikus di tepian raja samudra
aku terlena di pasir nala

Dan pergilah ke sana !
di mana aku bertahan hidup
di antara cadas dan birunya kuku
angin beku menggoyang bunga padi
tangga seribu menantang diri
satu wajah menunggu
Bukit kaba aku merindu...

Datang lah...
mendekatlah kesini...
di mana hembusan angin lirih berbunyi
membelai wajah benteng
MARLBOROUGH 
mematri lamunanmu pada setiap sisi
Tapak padri...

Kemarilah...
Inilah tempatku di lahirkan
tempatku menangis dan tertawa
tempatku di belai mesra tangan bunda
tempatku mengenang satu kisah
abadi,sampai mati
bumi persada Rafflesia
Bengkulu
; ku cintai…


BANJARMASIN,12/03/2013
Primanata Dian Isa
- 0 komentar

Cerpen-Kakak ku terimakasih

Cerpen Hari Ini

: "Kakak ku,terimakasih.."

Ketika itu kami masih sangat-sangat muda,papa dan mama setiap harinya bekerja di salah satu pasar tradisional.Sementara kami hampir setiap harinya pula menunggu papa dan mama pulang bekerja di ujung petang.

Masih tergiang di ingatanku,ketika aku,dan kedua kakak ku bersekolah di sekolah dasar yang sama.Kala itu usia ku genap enam tahun,dan masih duduk di bangku kelas satu.

Menuju ke sekolah berdinding luar merah putih,hampir setiap harinya juga kakak lelaki ku mengajak untuk melakukan ritual khusus.Dimana aku,kakak perempuan dan dia,berjalan ber-iringan melintasi jembatan dan menyusuri jalan setapak menanjak.
Meski di jalan raya depan rumah hilir mudik angkutan kota,tapi kami tetap memilih untuk berjalan kaki.

Kami menembus sisa embun pagi,mendengarkan kicau burung,melihat satu jalan yang panjang di penuhi warna warni seragam merah putih,dimana aku dan dua saudara ku itu bercengkrama ria bersama teman teman sebaya.
Saat itu aku belajar tentang indahnya perjalanan dengan kebersamaan.

Aku yang pulang lebih awal,seringkali mendahului kedua saudaraku.Tak mau pulang bersama-sama,padahal kunci rumah di kantongi saudara ku yang paling tua.Seringkali aku tertidur di teras rumah,menunggu mereka pulang,menahan haus,dan lapar sendiri di depan pintu rumah yang terkunci rapat.

Aku si bungsu,seringkali menjadi babu yang di suruh suruh beli ini itu oleh kakak tertua ku.Di mana aku harus menghafal apa saja yang harus ku beli,dan dia tak mau menunggu lama untuk itu.
Terkadang aku salah dan lupa,atau bahkan harus mencari ke warung yang cukup jauh,sehingga tidak jarang kakak lelaki ku yang tua itu memukuli ku hingga aku menangis menjerit kesakitan.

Aku lelap dalam tidur siang ku,tiba-tiba jantungku berdetak kencang,sebuah suara lantang membangunkan tidurku.Aku sangat takut,cemas,seringkali aku memanggil pa'',, tolong...
ma'' toloong..tolong aku,aku di siksa kakak..."
sambil merintih bisu dalam hati..tak berdaya pasrah..

"Waktunya mencuci piring !",Cepis',cepis..Lecutan sebatang lidi di kedua kaki ku,aku berlari menuju dapur,mengangkat semua piring kotor,menimba air,lalu mencuci semua piring itu hingga bersih.
Kaki ku perih,di penuhi bekas merah sisa lecutan lidi muda yang di ambil saudaraku dari daun pohon kelapa di belakang rumah.

Jam empat sore,langit biru bertaburan awan kapas.Aku dan kakak ku bermain layang-layang di halaman rumah,tidak banyak hal yang aku lakukan,pertama aku harus memegang ekor layang-layang ,berdiri di satu garis lurus yang cukup jauh,menjunjung tinggi diatas kepala,menunggu angin datang,kemudian kakak ku memberi aba-aba "Lepaskan!".

Layang-layang pun terbang tinggi,layang-layang buatan tangannya sendiri itu sangat jantan melawan angin.
ia meraut bambu perlahan,menimbangnya dengan tenang,menciptakan layang-layang sendiri,sementara aku bertugas membersikan sisa serutan bambu,dan kertas minyak setelah layang-layang jadi.

"Sini"!,pegang kaleng,gulung benang,ada lawan !"
Aku berlari patuh,dengan sigap aku memegang kaleng susu kosong yang sisi luarnya di balut kertas putih bersih.Meski di rantai panik aku mencoba untuk tetap tenang menggulung tumpukan benang layang-layang.

"Cepat gulung !",bentaknya.
Ia semakin cepat menarik nilon merah warna kesukaanya itu,matanya tajam dan sangar,"cepat benarkan kusut nya!"..
Aku semakin kalut,wajah ku pucat,tangan ku gemetar,aku tak mampu memperbaikinya,seketika layang-layang itu putus,terombang ambing di tiup angin.

"Bodoh !"..kejar !',jangan pulang sebelum kau dapatkan layang-layang itu,jika pulang tanpa hasil,kau ku pukuli !".

Aku berlari kencang menerobos semak belukar,rawa,melompati parit-parit tenang yang bertolak belakang dengan rasa takut ku jika layang-layang itu tak ku dapatkan,meski harus berkelahi dengan anak-anak sebaya,aku tak perduli.Dalam benak ku terpatri satu tekad bagaimana aku bisa membawa kembali layang-layang yang sudah kakak buat sendiri dengan tangannya.
Walau terkadang layang-layang itu sobek,atau bahkan patah rangkanya,tapi tetap ku bawa pulang sebagai bukti jika aku berhasil mendapatkannya kembali.

Di hari yang lain,matahari terik di atas kepala.
Sepertinya aku sudah bosan,dan muak dengan tingkah kakak ku itu,hingga sebuah batu dalam genggaman ku,ku layangkan ke arahnya,tak perduli kena atau tidak...Ia menyulut marah,wajahnya sangat ku takuti,ia mengejar ku,mengejar langkah kaki yang kecil ini,aku seakan di kejar algojo dengan pentungan duri di bahunya,aku berlari tak perduli meninggalkan sandal jepitku yang terlepas,putus,dan tertinggal karena rasa takut teramat mencekam.

Di sisa nafas lelah ku,aku menoleh ke belakang,masih terlihat amuk kakak ku dari kejauhan.Angin gersang seakan menyampaikan pesan darinya; "Awas kau pulang,Ku pukuli kau!".

Aku menatap tajam mentari,melawan kilaunya yang seakan menertawaiku,dan bertanya ; "Kemana kau akan berlindung bocah ?".

Aspal itu kurasakan dalam ingatan,telapak kaki ku melepuh terbakar,aku mencari-cari rumput liar yang tumbuh di pinggiran jalan,berharap dapat berpijak mengurangi perihnya langkah kaki,berharap menemukan pasir dan tanah yang ku bayangkan permadani yang mengantarkan ku ke muka wajah papa dan mama,berharap menemukan sebuah pohon rindang dimana tempat ku dapat berteduh berlindung dari jilatan mentari.
Hingga tiba di hadapan kedua orang tua ku,dengan butir air mata yang tak terbendung jatuh berderai,menahan perihnya telapak kaki,masih panas sisa ciuman sang surya di wajah dan rambutku,kulepaskan kelelahan perjalanan di pelukan dan belaian mama.

Tahun ke tahun berlalu,usia ku semakin dewasa.Tubuhku yang ketika itu sudah menggunakan pakaian abu-abu masih saja menjadi bulan-bulanan emosi kakak.Terlintas di fikiranku,mengapa sejak kecil kakak selalu bersifat keras terhadapku,di atas atap rumah sering kali ku sandarkan diri menatap mega-mega,bertanya kepada burung layang-layang yang bebas dan merdeka ; Kapan kakak akan berubah..??

Sore itu sangat melelahkan,menahan nafsu,haus,dan lapar di bulan suci ramadhan memang adalah ujian yang berat.Aku duduk melepas penat di teras rumah,membuang peluh keringat ku sepulang dari membantu papa dan mama bekerja di pasar.
"Belikan aku bakso !"...!
Kakak membangunkan lamunanku di langit jingga,sejenak aku terdiam membisu dan berfikir panjang untuk jawaban yang kan ku berikan.
Ya''..nanti sehabis magrib aku belikan...'',ini mau mandi dulu.."

Aku beranjak dari duduk ku,melangkahkan kaki gontai menuju kamar mandi yang sudah menanti.
"Sekarang !"..Kakak membentak dan mengancam.."Kamu sudah mulai melawan ya..?!"..Sudah jadi jagoan ya..Sudah hebat ya..?"..

Jder..jduz,gebak,gebuk.......
Tangan ringannya melayang membabi buta di kepala ku,aku menahan sakit dari tubian pukulan yang ia hujamkan,tanpa membalas,hanya merintih kesakitan,menjerit,dan berusaha menyadarkannya dengan berulang-ulang mengatakan "Sudahlah,..sakit..sakit..''..

Tapi kakak semakin gelap,ia seperti di rasuki iblis kafir yang dzalim.Aku sadar harus berbuat apa,dengan cepat ku tangkap jakun di lehernya dengan kelima jari kananku,meremasnya sekuat tenaga yang kumiliki,memojokannya di sudut dinding rumah yang porak-poranda entah karna sebab apa.

Kakak terus mencoba melayangkan pukulannya,mencoba melepaskan cengkraman jari ku yang sudah kaku di lehernya,tapi ia tak mampu,ia tak berdaya,suaranya tenggelam,ia lumpuh terkulai lemas,hingga kepal tangannya yang besar itu terlihat lamban jatuh mendarat di kepala dan wajah ku.

Wajah dan lehernya penuh peluh basah,aku mendengar satu tarikan nafas yang mulai genting,rona wajah yang mulai memucat,gerakan-gerakan yang tak mampu lagi di perintahkan oleh otaknya terhenti.
Azan memanggil,aku tersentak dan sadar atas apa yang sudah ku lakukan.
Ku kendorkan ibu jari,telunjuk,dan jari tengahku.berharap kakak dapat bernafas lega setelah pipa bernafasannya ku sumbat paksa.
Dan kemudian ku pergi meninggalkan rumah.

Beberapa hari kemudian aku pulang,aku berfikir tak bisa menghindar dari konflik yang sedang ku alami,meski kejadian lalu membuat ku trauma,aku mencoba memberanikan diri untuk menghadapinya.
Kakak menatapku dari kejauhan,ia memandang ku,dan tersenyum manis..
Angin pagi dingin beku yang menerpa wajahku seakan menyampaikan pesan ;
"Akhirnya kau berani kembali...''

Langkah ku semakin dekat dan berat,meski di penuhi belukar kegugupan aku mencoba tetap tenang.Jendela rumah gelisah,kramik-kramik kecil masih kulihat pecah ujungnya bibirnya.Di keheningan kakak berkata ;
"Selamat dik,kau sudah menjadi seorang ksatria yang tangguh"..

Dalam kesindirianku,yang saat ini terpisah dari keluarga yang sangat ku cintai,aku mencoba memasuki lorong waktu ke masa lalu,mencoba memahami setiap alur cerita yang terjadi,mencoba mencerna detail makna dan hikmah dari setiap perkara,aku mendapati segunung pelajaran penuh makna.Dimana,Kebersamaan,Kekompakan,Keterampilan,Kepatuhan,Kedisiplinan,Keberanian,Kesabaran,Kemampuan bertahan hidup,dan Kemampuan bertindak tepat untuk melindungi diri sendiri serta orang lain menjadi bekal yang tak dapat di beli dengan materi.

"Kakak ku,terimakasih..."



Oleh : Primanata dian isa
- 0 komentar

Puisi untuk kota Bengkulu


'TANAH KELAHIRAN KU"

Esphandora...
sekolahmu tinggi di puncak langit
sekarung ilmu di gudang onak mu
setimbun pribahasa
segunung budi pekerti
dalam tempaan pendidikan

Abdi negara muda bersemangat
kau mengukir kehidupan di nadi bangsa
pada departemen non departemen
pada lembaga-lembaga pemerintahan
pada instansi terkait
berisikan kaum tanpa wawasan
sepertimu...
; maaf..

Esphandora...
Apa yang kau kerjakan?
di balik meja cantik mu
yang setiap minggunya ke salon mewah ?
Apa yang kau kerjakan?
di atas kursi jelita mu
yang di akhir bulannya menunggu tawa?
; Apakah ada perubahan untuk tanah kelahiranku?

Tempat di mana aku dibesarkan
satu kota lamban pada perkembangan
kepegawaian menjadi incaran
; Adakah perubahan?
aku memperbaiki kosa katamu
yang binal
tanpa etika
kesopanan...



BANJARMASIN,10/03.2013
Primanata Dian Isa
Monday, March 11, 2013 - 0 komentar

Puisi religi-Teriak perang


"TERIAK PERANG"

Ada di hatiku
beranak tujuh puluh ribu
terlaknat dunia akherat
bersemayam sitaring babi

Ada di kulitku
anaknya pelaksana tihta
mengencingi telinga,ditiupnya mata
menggula-i lidah,membuat lupa

Ada di jantungku
mengalir dalam darah
meracuni syaraf sekujur badan
durjana berjenggot tujuh helai

Ada di fikiranku
ada,nyata,dapat dirasa
iblis biang petaka
menjalankan satu strategi
Iman..hilang
takwa...sirna

Nurani suci murni berteriak
; perangilah !


BANJARMASIN,12/13/2013
Primanata Dian Isa
Saturday, March 9, 2013 - 0 komentar

Hakcipta dalam karya sastra

"Tanpa Hak Cipta"

Menunggu rangkak surya
menanti sinar menembus embun
subuh di tanah air ku...
dua mata insan terjaga
lelah...

Aksara terbuang sia-sia
tanpa jilid,tanpa oplah buku
tanpa hakcipta birokrat kepentingan
pada mu ku tumpahkan kata

Seratus puisi hilang pergi,
imajinasi kian kanji
Sajak syair mati...
ingin nama abadi

Pemberontakan dalam karya
pasrah di perkosa
aksara ku tanpa hak cipta
merayap di dinding maya

Oleh : Primanata Dian Isa
- 0 komentar

Puisi ketenangan jiwa-Aku lumut batu



"AKU LUMUT BATU"

Tanggul di pematang perkara
menahan tekanan lumpur lara
membendung tingginya nafsu
aku di uji...

Pada Mu...
yang memberikan angin kehidupan
yang melapangkan jalan urusan
Kokohkanlah...
tanggul kesabaran hamba

Danau tertutup teratai rawa
sejuta harap tumbuh abadi
aku bagai lumut batu didasar airnya
yang merindukan hangat belaian mentari

Pada Mu...
sinarilah derap langkah
menembus tebalnya kabut problema
berikanlah nafas sabar
pada jurang tak berpagar

Belukar berduri menusuki
hati ini luka perih
ya..Illahi...
tenangkanlah
relung jiwa


Di request oleh :
Ainin Najib

BANJARMASIN,09/03/2013
Primanata Dian Isa
Friday, March 8, 2013 - 0 komentar

Puisi sosial-Timah panas


"TIMAH PANAS"

Melodi lambang kekejaman
mendahului malaikat kematian
Kebatilan menjadi inti
melodi kian keji

Dalam keramaian yang berselimut resah
bangku bisu berbisik ajalmu tiba
meja kaku berkata pembalasan
ruh-ruh bergentayangan memaki
melodi bergumam menyepi
; Tuhan ampuni dosa ini...

Pada malam...
Isya meriuhkan panggilan
lantunan ayat suci syahdu di telinga
kebusukan,keburukan,kerapuhan hati lari
melodi tertunduk layu

Hujan deras...
kilat dan gemuruh
mengalahkan tiga teriak letusan
satu peluru melawan hujan
dua timah panas mengejar dada
melodi hilang arah
matanya gelap gulita
jatuh terkulai di bawah keranda


BANJARMASIN,08/03/2013
Primanata Dian Isa
Wednesday, March 6, 2013 - 0 komentar

Puisi rindu-Simpul Temali Hati

"SIMPUL TEMALI HATI"

Tali pengikat kalbu
ini rinduku berjuta plankton
yang menjadi alas karang dan kerang
tebal menyelimuti dasar samudera

Gelombang angin gusar di permukaan
mengiringi tubian debur ombak
dan cadas bukit terjal pembatas
adalah pelampiasan atas lecutan rindu

Simpul temali hati
ini rinduku para unggas laut
yang menari-nari di panggung langit
riuh mencari tumpuan berpijak

Gelombang angin meninggi
menggeser tebalnya jubah awan
dan daratan gersang menunggu
adalah kau tepian rindu

Pasir putih padu buih
aku padamu
setia



BANJARMASIN,06/13/2013
PRIMANATA.D
Tuesday, March 5, 2013 - 0 komentar

Puisi sosial-Suara Di Belakang Suara


"SUARA DI BELAKANG SUARA"

Kabar angin hinggap tanpa diduga
menggetarkan selaput gendang telinga
kaca-kaca pecah,
dinding-dinding retak
emosi di jiwa panas mengeleggak

Mulut-mulut ketololan mempecundangi dirinya sendiri
bisik-bisik persepsi melenceng
suara di belakang suara menyumpal satu sugesti
kejujuran dan kepercayaan tercoreng

Aku bertanya pada risau angin
tentang dusta,tentang gunjingan
tentang kebenaran,tentang kepalsuan
tentang tiada dikatakan ada

Aku bertanya pada detik waktu
tentang keuntungan dari menyebar isu
tentang tipu muslihat,tentang kelicikan
yang kutemui pada liku kehidupan


BANJARMASIN,05/03/2013
Primanata Dian Isa
Monday, March 4, 2013 - 0 komentar

Puisi sosial-Alberto dan adiknya

"ALBERTO DAN ADIKNYA"

Beralas tikar duduk lanang tenang
Betina berparas juwita berat gelang

Segunung tanya di benak mereka
tentang Alberto dan adiknya
kakinya telanjang
bibir kering
rambut gersang
kedua telapak tangan dalam,di bentang

Kemana mereka pulang ?
dimana ayah
kemana bunda ?
adakah kasut tuk tidur ?
sementara malam telah larut...

Dawai gitar samar terdengar
nyanyian jalanan berpadu pada laju kendaraan
lanang tenang diam bisu
betina bergelang adu menggerutu

Alberto kecil halus berkata
Ibu...
Ibu..Ibu...
Matanya berbinar menahan lapar
memecahkan satu konsep cerita cinta
kesedihan tanpa air mata
namun pilu di dada

Alberto berlalu
pergi menjauh...


BANJARMASIN,05/03/2013
PRIMANATA.D
- 0 komentar

Aksara Pelangi Nyanyian Jiwa

"AKSARA PELANGI NYANYIAN JIWA"

Tak kala gundah membalut jiwa
Tak kala resah mengikat mata hati
Tak kala bingung memukul diri
Tak kala murung mengurung sepi
Jari aksara kian lincah menari
Bergoyang mengisi kekosongan pada secarik kertas
Menghiasi dinding-dinding maya,indah bernuansa

Sahabat ku Aksara Pelangi Nyanyian Jiwa
Pancangkanlah bendera warna pada bait dan rima
Tariklah temalinya ke puncak tertinggi
Kibarkan sastra untuk ibu pertiwi

PRIMANATA.D. 2013'

- 0 komentar

Puisi rindu-Kereta Khayal


"KERETA KHAYAL"

Mata ku menangkap seberkas cahaya
raga jiwa hampa,senyap menggeluti
Semilir angin membawa paras wajah mu
seketika berlalu..
bersama awan malam

Lilin kecil ini kian mencair
sang kalbu terbakar rindu
dan kereta khayal ini telah tiba disana
dimana dulu pena mengukir cinta

Malam ini galaksi serta merta mengetahui
aku bercerita pada sejagad bintang
tentang mu,tentang kita,tanpa kabar
Sirna...
bersama purnama di ujung bumi

Kisah usang ku kini berdebu
naskah ini sama di lakoni insan berbeda
Senyum mu,getar suara mu,gelak canda mu
Hilang...
bersama pergantian musim

Pijar lentera padam
hati berpinta dalam sepi
kau hadir dalam buai mimpi


BANJARMASIN,04/04/2013
Primanata Dian Isa
Saturday, March 2, 2013 - 0 komentar

Puisi sosial-OMBUDSMAN

"OMBUDSMAN"

Kala kekalutan problema datang
Keluhan di depan meja berseragam terhadang
Diskriminasi terjadi
Ketimpangan menikam nurani

Kala pertolongan di ukur materi
Permohonan terhalang pagar tinggi berduri
Kaum awam terpojok di sudut perbedaan
Tersisih di ujung antrian tak berjalan

Kala peradilan tebang pilih
Pemerkosaan harga diri oleh kaum berdasi
Rupiah di agungkan sebagai jalan keluar
Jelata pinggiran terpasung terkapar

Kala kemurnian melenceng pada sistem
Jalan yang benar di persulit
Mulut-mulut di bawah naungan pemerintahan berkelit
Pada mu aku mengadu
; OMBUDSMAN !



BANJARMASIN,03,03,13
PRIMANATA.D
- 0 komentar

Puisi sosial-Kejar Jaguar


"SEPERTI DI KEJAR JAGUAR"

Tergopoh-gopoh menorobos ranting
Tersesak-sesak mengendus nafas genting
Pontang-panting di ikuti bayangan samar
Kalang-kabut dikejar jaguar

Anak manis jangan takut
Waktu masih lapang
Anak baik jangan takut
Lakukan dengan tenang

Tiada toleh lagi,terus berlari
Pagar tinggi di lompati,parit besar di lalui
Tak terkendali dalam sadar
Seperti di kejar jaguar

Anak manis pelan-pelan
Waktu mu masih panjang
Anak baik pengores kerinduan
Bermainlah riang



BANJARMASIN,03/03/2013
PRIMANATA.D

Followers