Kumpulan Karya Sastra Primanata Dian Isa

Monday, December 23, 2013 - 0 komentar

Kata-kata bijak-kekalahan

Sebuah kekalahan akan menunjukkan adanya kelemahan.Kekalahan itu adalah dian,lentera yang memberi petunjuk untuk menjadi lebih kuat.

@primanata d.

Pesta rakyat-sajak sosial politik

"Pesta rakjat"

Baroe sadja...
Asap-asap mendjalar mengedjar langit
Meninggalkan tjomberan darah segar
Di oedjoeng laras bedil raktjat

Baroe sadja poela
Soeasana mendjadi angker
Di kolong djembatan
Di pinggiran kali metropolitan
Serangan-serangan fadjar kapitalis
Menjisakan sedjoeta isak tangis

Dan baroe sadja...
Politikoes-politikoes menyerboe ganas
Dengan pandji-pandji emas
Memboenoeh dengan mariam berpeloeroe djandi-djanji

Baroe sadja poela
Akoe melihat kamoe menantang malam
Berselendang bendera partai
Melawan dingin kedjam
Dan suara merdekapoen gegap gempita !
Seroean pertempoeran menjeroeak
Dari moeloet-moeloet pendjoeak

Catatan :
penjuak : penghasut

@primanata d.
- , , 0 komentar

puisi kehidupan-persidangan hati

"Persidangan hati"

Orang-orang selalu bertengkar,
mempersalahkan kebutuhan hidup,
kelayakan,dan kesejahteraan,
mengapa harus demikian??..
bukankah tuhan sudah menyuratkan di garis tangan?,

Kita terus menuntut,
dengan hati yang semakin kalut,
bukankah sebaiknya kita mengikuti waktu?,
menemukan masa yang sudah menunggu?.

Akhirnya terus bertengkar,
hidup serasa di semak belukar,
memperjuangkan hidup dengan terpaksa,
halal haram tak diidah.

Bukankan rezki sudah diatur??,
dalam tatanan rencana sang pengatur?,
kita bisa saja mempercepat,
tapi jika ia berkehendak tak mampu dicegat.

Bukankah kita percaya jika dunia berputar,
lalu mengapa kita mesti gusar ketika lapar??

@primanata d.
- , 0 komentar

Sepeda matahari-sajak sosial


Sajak : sepeda matahari

Panas kejang meradang
matahari melajang menjulang
berpeluh satu persatu roman separoh abad
nampak sudah tanda isyarat

Cinta kami pada negeri sampai mati
kami tuli,kami buta !
sebab cinta kami se-iya sekata
Kami tunjukan pada kalian
kami tua,kami renta
kami bertarung melawan dera

Di mana pandangan mata-mata lembut anak anak perempuanku
yang memancarkan pesona lampu tujuh rupa itu?
Isi kepala mereka bergelimpangan nafsu
bergelimangan mimpi-mimpi kebahagiaan
di atas congkaknya kemewahan
di mana letak ketabahanmu ?
di mana letak kesetiaanmu ?

Kulit kami keriput terbakar
setapak demi setapak jalan mengumbar sabar
di 
mana bahu-bahu kekar anak anak lelakiku
dengan teriaknya yang lantang itu?
isi kepala mereka dijejali kedengkian
dipenuhi ragam kesombongan
di mana letak kegigihanmu ?
di mana letak keperdulianmu?

Lihat hitam bayanganku mencumbu aspal
dan lelakiku itu mengayuh pedal
sepeda kami hanyalah isyarat
bukti cinta dunia akherat


Lubuk linggau - potret pembangunan mental
Primanata D.
- , 0 komentar

sang pemimpi-puisi sosial

"Pemimpi"

Masalah itu adalah kamu kekasih
Solusi itu juga kamu
Karena tanpa keduanya
Aku selaksa roda tak berputar

Kita bermandi angan-angan
Kita basah kuyup oleh impian
Kita melihat jalan tanpa ujung
Sementara kita masih diam mematung

Lalu kapan kita akan bergerak?
Menunggu detik berhenti berderak?
Punggung kita masih kuat
Langkah kita mampu cepat

Aku dan kamu terjebak ego
Dalam mimpi buai mengecoh
Kita semakin iri
Pada mereka yang kencang berlari

@primanata d.
Monday, December 16, 2013 - 0 komentar

Sajak sosial-tiga puntung rokok

Sajak sosial : Tiga puntung rokok

Ku padamkan
rasa ampas
listrik air beras
lunas
Ku padamkan
rasa candu
rumah motor menunggu
mulai berpeluh
berburu
Ku padamkan
rasa gelek
merem melek
bini merengek
capek

@primanata d.
- , 0 komentar

puisi sosial-calon calon koruptor

"Telandjangi"

Aku nyalon tahun ini
Habis duit banyak
Aku tebar janji
Pada sanak famili
Proyek serta peluang
Aku tawarkan uang
Agar aku menang

Aku menang
Kini jadi pejabat
Aku selip selip kantong aparat
Sanak famili menang tander
Sebentar lagi aku miliarder

Aku tak main sendiri
Diatas ku,dibawahku lincah lincah
Aku tetap waspada
Musuhku BPK dan KPK

@primanata
- 0 komentar

Sajak sosial-persatuan dan kesatuan

"Suku-suku,pencipta satu"

Mati mampus
Lading menghunus
Perang...!

Perang tanding
Di bawah bendera sara compang camping

Aku sukuku

Kamu sukumu
Kita ber-suku suku
Agama tarung juara

Maha kuasa tetap esa
Kita mencari kebenaran

Di bawah muka langit
Di atas perdamaian

Yang luka sakit

Negara ini perutnya pulau pulau
Suku suku mudah dikacau
Agama yang katanya tiang pondasi
Membuat isi negeri lupa diri

Ingat-ingat keringat darah tumpah
Mengalir deras usir penjajah
Karena suku-suku berpadu
Dan agama-agama bersatu

Tak pandang bulu

@primanata d.
- 0 komentar

Sajak sosial-Lapas dan isinya

Sajak sosial : Lapas angker

Yap yap yap...aku nangkap
Manfaat dari film mayat-mayat
Hantu-hantu,jin,dedemit
Gudang dan suara-suara aneh
Yang selama ini kita anggap nyeleneh

Kepalamu itu gundul licin
Beranak sekodi ide ide usul usul
Penjara di negara ini rumah sakit bersalin
Melati,mawar,kemuning,anggrek
Penjara di negara ini kamar hotel hotel
Ekonomi,standard,deluxe,VIP
Banyak uang tidur tenang
Dikit uang tikar jadi sarang

Bapak tadi itu bilang apa?
Pemerkosa,bandit,pembunuh,koruptor harus disiksa juga mentalnya
Mereka yang tidak takut dengan keadilan
Mesti diajari takut pada tuhan

Itu pabrik kosong angker
Itu rumah sakit angker
Itu stasiun bintaro terkenal angker
Bangun lapas disana tanpa lampu
Biar hantu bantu benahi malu
Setuju !

@Primanata D.
- 0 komentar

Sajak sosial-Amputasi

"Amputasi"

"Glegar !"

Itu suara petir
Mendaratlah hujan sebutir dua butir
Lalu menderu beribu-ribu rintik air
Air mataku mengalir pula jadinya
Pedih perih jua terasa
Melihat dia tanpa kaki menjelajah bumi
Letih tertatih mencaci hujan
Pikiranku carut marut pula karenanya
Bertanya jua dalam dada
Aku berteduh dia tidak
Dia merangkak aku tegak
Owh kusumpah semua gelak
Hatiku terhina pula olehnya
Kepalaku tertunduk jua
Syukurku tak terkira

@primanata d.
- 0 komentar

Puisi cinta-Aku dan malam

Puisi cinta ; "Aku dan malam"

Sayang yang tersayang..
ku bilang kamu itulah mega-mega
dunia bermuka mendung
diammu marah tak terbendung
kamu murung

Gerangan itu adalah masa lalu
komplotan-komplotan setan mengusik
berbisik-bisik jika aku ini pelacur lanang
yang jalang

Sayang yang tersayang...
aku dulu anjing aku dulu babi
aku kera yang tamak hati
aku binatang hina semena-mena
yang tidur mendengkur dan tak pernah bersyukur

Perempuanku bidadari
cemburu apa yang mengusik asmaramu padaku?
kenangan-kenangan berbau bangkai?
atau kisah-kisah romansa lama?
jika aku dulu manusia hina
apakah hatimu kan tetap terbuka

Aku melihat mendung petang tadi
angin di ketinggian empat ribu meter diatas kepala
menggiring awan hitam pekat hebat
berlalu saja tiada singgah
lalu hilang
seiring bulan beri benderang

Sayang yang tersayang...
jika dulu petang tadi
maka sekarang aku malam ini

@primanata d.
- 0 komentar

Tumila-sajak sosial-

Tumila pasang pamflet informasi
Donorkan darah anda pada kami

Oups..!
Kenapa nona,tuan,puan digulung bingung?
Ouh saya lupa
Mungkin nona tuan puan orang kaya
Pasti punya pembantu pinter
Setiap pagi kasur di vacum cleaner
Ya ya ya tumila itu kecil
Seperti kami rakyat kecil
Yang meng-gigit maling-maling
Lalu lari pontang-panting

Tumila busuk
Badanku bauk


@primanata d.
- 0 komentar

sajak sosial-ketika anakku

"Ketika anakku"

Ketika anakku turun ke bumi
Ku beri dia asi
Ketika anakku membuka mata
Ku beri dia senyum dan tawa
Ketika anakku tumbuh gigi
Ku beri dia nasi teri
Ketika anakku bisa berlari
Ku ajari dia berhati-hati
Ketika anakku bisa mengeja
Ku ajari dia membaca
Ketika anakku bisa penjumlahan
Ku bekali dia asongan
Anakku sudah besar
Tubuhnya pun kekar
Jenggot dan kumis membelukar

Ketika anakku sudah punya tato
Ku ajari di berpanco
Ketika anakku mulai suka berkelahi
Ku ajari dia bela diri
Ketika anakku sudah banyak teman
Ku ajari di mreman
Ketika anakku kenal jeruji
Ku beritahu padanya
: inilah markas kita

Ketika anakku dipenjara
Ku nasehati jangan putus asa
Ketika anakku kuat
Ku suplai bermacam-macam obat
Ketika anakku dicurigai
Ku ajari dia soal upeti
Anakku bandar
Anakku pintar
Tabungannya bermiliar-miliar

Ketika anakku keluar penjara
Ku kenalkan pada pengacara
Ketika anakku bertambah mental
Ku beri dia dekeng jendral
Ketika anakku kian kaya
Ku perintahkan tuk bangun hotel mewah
Ketika aku mati
Anak ku jadi menteri
Menteri perdagangan dan koperasi
Tahun dua ribu dua puluh satu
Nanti

@primanata d.
- , 0 komentar

sajak sosial-Lonte dan duitnya

Sajak sosial :"Lonte dan duitnya"

Di balik bilik ada pekik
Malam kiat pekat
Perempuan perempuan itu bercelana singkat
Mereka belia,mereka menggila
Meninggalkan noda lipstik di dada pria

Malam kian larut
Pria pria itu beradu gendut
Mereka paruh baya,mereka lupa diri
menganaktirikan anak bini

Lonte-lonte kita tumbuh subur
Wajah ayu muda obral dada menghibur
Polisi polisi malam ikut campur
Mencari nafkah di dalam lumpur
Lumpur kehidupan

Bapak bapak kita kurang ajar
Sebab itulah anak anaknya liar liar
Makelar tawar menawar
Tubuh molek jadi penyegar

Astaghfirullah manusia manusia
Nafsu itu sudah keras membatu
Jin jin yang menempel di tetek dan pinggul
Memuntahkan perbuatan cabul sigundul

O bunga bunga muda cantik
O bapak bapak asik memetik
O polisi gondrong berpistol
O makelar mucikari pasang bandrol
semuanya rapi ter-organisasi
Dan perempuan-perempuan kami
terperangkap lubuk duri

Kota Atlas-sumsel 15/12/13
@primanata d.
- 0 komentar

Ospek-kekerasan dalam dunia pendidikan

"Pesanku untuk siputih abu abu"

Dik kamu kan di sma smk
Isi tubuhmu dengan tenaga dalam
Kuatkan kanuragan
Pelajari silat kunfu
Kuatkan pukulanmu
Agar nanti ketika ospek di perguruan tinggi
Kamu bisa melawan dan harus melawan
Ketika mereka menempelengmu
patahkan tangannya
Ketika mereka menendang ulu hatimu
hantam dagunya
Jangan kamu diam pasrah
Atau rela dianiaya
kita sudah merdeka
Jangan pernah mau dijajah
Dik latih kakimu
Mainkan tarianmu
Kamu punya hak
Untuk dapat mengelak

@primanata d
- , 0 komentar

Pelet-puisi sosial

"Pelet"

Raja macan raja babi
Jin tampan goda bidadari
Aku pangeran lembah sunyi
Datang kesini pikat kekasih
Cuih...
Pelet ku meluncur kenjang
Tepat di dada gadis tersayang
Setiap malam wajah terbayang
Benci di hati telah terbuang
Huuuuuuuuah !
Jidat terbelah dua
Cinta bisa dipaksa
Kakek sudah tua
Giginya tinggal dua
Bininya lima
Muda muda

@primanata d.
Monday, December 9, 2013 - , 0 komentar

Manula jalanan-puisi sosial

"Manula jalanan"

Kasih nikmatilah...
Dunia yang telanjangi jutaan bintang
Angin yang melepas satu persatu baju awan
Hingga gemerlap lampu kota itu
Kalah

Barangkali rembulan saat ini menggigil
Sebab sedari tadi tak kunjung tampil
Namun pancar matamu begitu indah sayang
Aku yang memandang
Terkapar mabuk kepahiang

Malam menyulut larut
Pada karung kita balut berselimut
Panjatkan pintamu pada tuhan
Agar dingin tak usik peraduan

@primanata
- 0 komentar

Antara buku dan ilmu

Apakah slalu muka-muka polos ditipu
Apakah harus kaum-kaum tanpa pendidikan dimanfaatkan
Apakah terus yang dibawah menjadi korban
Aku bertanya pada segunung buku
Yang masih kaku
Dan itu tidak gratis

Primanata D.
- 0 komentar

Sajak sosial-Jika hujan deras

"Suara dari lorong pasar"

Besok makan apa kita nak...
Kalo hari ini hujan tiada henti
Membuat sepi sunyi
Barang di lapak lama tak bergerak
Sementara mendung tak jua tersibak

Apa jajan mu esuk nak...
Bila pembeli tak mengunjungi
Sebab pasar kita digenang air
Dan mereka yang di mobil enggan mampir
Sementara malam kan datang
Langit tak jua terang

Cerah kah esok nak...
Secerah ceria senyummu hari ini
Yang bermain dengan rombongan lalat
Kau pikat mereka dengan getah nangka sebagai perekat
Seperti harapan kita besok
Para pembeli antri mendekat

Bengkulu,01/11/13
Primanata D.
- 0 komentar

Kata-kata bijak tentang putus asa

Bila kau lihat 1 diantara 1000 kepala manusia,engkau akan mendapatkan kejenuhan dan itu sangat membosankan.Tapi lihatlah 1000 diantara 1 kepala itu,maka beragam problema didunia yang lebih penting untuk difikirkan akan terkuak,dan itu adalah warna hidup,yang membuatmu ingin hidup 1000tahun lagi.Maka jangan jadikan satu,atau dua orang di dunia ini yang dapat merusak hidupmu,yang membuatmu menderita,terluka,dan yang dapat membuatmu putus asa.

@primanata
- , , 0 komentar

Puisi renungan-kehidupan

"Benang bening"

Seutas benang bening panjang
Tiadalah dia kusut hebat
Namun kita carut marut
Dalam lingkar pikiran hidup
Ketika gelap mengunyah warna
Benang bening panjang sembunyi
Maka kita meraba-raba arah
Mencari dian dalam gulita
Meniti benang bening panjang
Dalam keyakinan, keraguan,atau ketakutan
Sebagian lain memilih menunggu datangnya bayangan
Dan yang lainnya memilih melepas genggaman
Lari pucat lalu tersesat

Bengkulu,13/11/13
Primanata D.
- 0 komentar

Kata-kata bijak-tentang rasa syukur

Sebaiknya kau fikirkan,untuk melakukan hal terbaik dalam hidupmu,atau sesuatu tidak pernah kau lakukan sebelumnya,walaupun itu pernah dilakukan orang lain,maka itu akan merubah duniamu.

Dan hal yang akan sangat kau sesalkan adalah kau tidak pernah menyukuri dari apa yang kau dapat,setelah semua itu terlambat.

On terminator 3 movie
- 0 komentar

Sajak sosial - untuk polisi lalu lintas nakal

Sajak : "Bukan topeng monyet"

Iring-iringan mobil adu cepat
Sirene marah-marah minta jalan
Aku di antara dua jalur bersebrangan
Antara jalanan dan gedongan

Topeng monyet itu memang lucu
Naik motor gede bergaya parlente
Tapi lebih lucu lagi topeng manusianya
Yang berkaca mata hitam marah-marah minta tanda tangan
Dengan tujuan minta uang agar bisa jalan
Karena kesalahan berlalu lintas atau tanggal tua

Owh topeng manusia di pos pos lampu merah
Di jalan-jalan lintas hari raya
Di mana-mana lama menunggu tanggal muda
Topeng manusia itu tidak sabaran
Mangkanya berkeliaran

Ya inilah kami punya jangrik punya bebek
Berangkat pagi pulang subuh
Dagang sayur atau hendak menjengguk kematian
Tapi topeng-topeng manusia terlalu cerdas
Sebab latihannya terlalu keras
Atau masuknya cara culas

Owh topeng-topeng di atas ninja atau singa
Kami ini penonton yang sering menonton
Aksi-aksi lucumu di alam sadar
Bahwa kami memang bodoh untuk dapat tertawa
Tapi kau lebih bodoh dari pada topeng monyet
Bodoh karna seragam,bodoh karna duit
Atau bodoh karna paha paha pacarmu yang mulus langsat

Debu masih menari ikuti nada angin
Pohon menguning,langit kuning tua
Pos-pos sepi
Motor tanpa plat berjalan lambat
Berlenggang dengan knalpot berasap

Bengkulu,21/11/13
Primanata D.
- 0 komentar

Sajak sosial-Plat Seng

Sajak : "Plat Seng"

Aku ingin mereka itu ramah
Seperti pelacur di musim hujan
Aku ingin mereka itu senyum
Seperti para spg di mall ber-ac
Aku ingin mereka itu menyapa
Seperti pedagang kaki lima
Dan aku ingin mereka tertawa
Seperti gelandangan hilang arah

Lidah ku ini gagu
Dipilin sembilu bambu muda
Protesku di plat-plat seng
Menempel di pohon cemara gunung
Aku katakan budaya tata krama sudah tandus
Toleransi dan tenggang rasa sudah longsor
Etika kesopanan berubah belukar
Berduri dan liar

Tapi gunung ini terlampau tinggi tuk kudaki
Terlalu besar belantaranya
Aku melihat awan hitam di punggung gunung
Di depanku hamparan rumput tak peduli
Pohon muda hilang kendali
Aku mendengar gemuruh batu
Gaduh ricuh tanpa malu

Bengkulu,22/11/13
Primanata D.
- , 0 komentar

Puisi cinta-aku lupa

"Akoe loepa"

Akoe loepa akan roepa
Bentoek radjoetan panah hati
Patah djaroem benang poetoes
Hati tertoesoek harapan poen poepoes

Mana wangi aroma khas ?..
Mentjioem sedjoeta warna hanya memboeat pening
Akoe bertanya pada dinding
Yang kakoe tanpa geming

Akoe djoega loepa woedjoet ramboet
Kemilaoe hitam mendjamah boentoet
Olehnya akoe loeloeh lantak
Terpakoe menatap tak bergerak

Akoe loepa serak soeara memandja
Memanggil koe di batas kota
Kamoelah boenga di loerong sempit
Rindoe menggamit sakit menggigit

Bengkulu,26/11/13
Primanata.D
- , 0 komentar

Sajak sosial-masalah banjir

"menunggu bencana"

Iboe kota akan menoenjoeken pada doenia
Kalo penghoeninja djoroek
Sebab sampah masih menoempoek
Di kali-kali metropolitan
Jang mengalami pendangkalan

Sebeloem pesta rakjat dimoelai
Pemilihan presiden dan wakil presiden
Iboe kota akan menelandjangi
Etos kerdja para pemimpin
Dan eksekoetor-eksekoetornja
Jang bermain dengan tjara kotor

Akoe tidak menjalahkan maha radja
Tapi menjalahkan dirikoe sendiri
Dan semoea rakjat Indonesia
Jang telah hilang kemaoean
Tekadnja poedar dihemboes angin zaman

Hoi poetra poetri iboe pertiwi...
Dengarlah bilamana bentjana berbitjara
Lihatlah akan roepa poeing-poeing reroentoehan
Maka di sana ada tangis kehilangan
Serta lapar memboeat sadar

Bencolen,27/11/13
Primanata D.
- , 0 komentar

Puisi sosial-Orang-orang terbuang

Puisi ; Orang orang terbuang

O ibu luntang lantung
Anak tak bernaung
Bapak lupa pulang
Kota jadi sarang

Ibu asap menderu
Anakmu hirup debu
Bapak buta jalan
Bapak ibu anak terbuang

Ibu bernyanyi
Anak melipat sepi
Bapak disayat dingin
Malam sembab mendekap angin

@primanata
- 0 komentar

Sajak-dibalik majas majas

Sajak ; Hijau kuning

Muntah diksi tumpah berai
Tinja kata bercokol di anus kamus
Aku mabuk di satu halaman
Fantasi-fantasi aksara kutu buku

Aku katakan ; "buntut berdarah"
Sarkasme dari suku palas pasemah
Dari jeram-jeram cerita mu itu
Mabukku serupa di kelok sembilan

Ha ! ada kau cerna wahai penulis waras ?
Begitu liar kah aksaraku ini ?
Aku kamu serupa pacul
Aksara itu petakan sawahnya

Mereka hanya melihat hijau atau kuning
Terpukau atau pening

Bengkulu,28/11/13
Primanata.D
- , 0 komentar

Sajak memperingati hari bumi 22 april-nyanyian anak negeri

Bukit mengerang

Bencana
Malapetaka
Pohon pohon tumbang
Bukit menjerit mengerang
Telanjang

Bencana
Malapetaka
Burung burung terbang
Babi babi menyerang
Kera kera bersarang
Di ladang

Bencana
Malapetaka

O mengapa harus alam
menjadi korban kesejahteraan
Kemakmuran yang merata
sulit dicapai
Sebab nafsu
buru membadai

O rumahmu berdiri pilar pilar
Dari akar akar pohon menjuntai
Siamang siamang teriak lantang
Yow !!!
Tebang dan bantai !

Burung burung terbang
Babi babi menyerang
Kera kera bersarang
Di ladang

Pohon pohon tumbang
Bukit menjerit mengerang
Telanjang

Pohon pohon tumbang
Bukit menjerit mengerang
Jadi tambang

Cord ; Am
F G Am
F C G Am

Lyric by ; @primanata
- , 0 komentar

Sajak memperingati hari bumi 22 april

"Aku dan Gunung"

Dedaunan merebah mendesah basah
Yang tenang melayang kemudian mendarat bertingkat-tingkat rapat
Menumpuk hingga lapuk membusuk
Di tanah-tanah miring yang tak pernah kering
Lembab mengendap
Di beku dingin hangat menguap

Langkahku karam
Di humus kakiku tenggelam
Tebing-tebing liat menyekat hebat
Nafasku sesak memberat

Aku sudah setinggi awan
Didorong para kabut yang terus berkejaran
Di punggungnya angin menghempas anak-anak hujan
Dingin semakin dingin
Sendi-sendiku ngilu
Jemari kaku membatu
Aku mati lesu

Aku dipangku randu yang membisu
Akar-akar rotan bersedu sedan
Keduanya berkata terbata-bata ;

"Apakah kau manusia?"
"Mereka menyayatku dengan sebilah belati tajam"
Lihatlah tubuhku penuh luka"
"Aku tak kenal mereka"
"Mereka menulis nama dan tanda"

"Apakah kau manusia"?
"Yang akan melakukan hal serupa"
Lihat bungkusan plastik di tangan kananmu"
"Dan gabus lisong di sela jarimu"
"Aku tanpa jubah duri"
"Akankah kau campakkan keduanya di rongga-rongga dadaku ini"

Duka terasa pengap
diperangkap kabut yang kembali merayap
Derak derak ranting patah gundah gulana
Remuk tak berupa diatas noda dan luka

Ujung api di ibu jari dan telunjuk
Kutebar abu dengan khusyuk
Pedih perih menusuk
Kala sekumpulan kecici hadir membesuk

Angin berarak membuka selimut mega-mega
Biru sudah wajah cakrawala
Sang surya mendekap embun
Kemudian menjadikannya butiran intan yang berkilauan

Kini sudah di hidungnya yang mancung
Aku terpesona mendengar kicau kutilang gunung
Yang bersenandung seusai mendung berkabung

Disemak-semak batang kayu abadi dan celah cadas ku hela nafas bebas
Pandanganku menerapas pada bukit-bukit tak berparas
Separuh tubuhnya hancur
Perutnya terburai lebur
Dan segala isinya diperebutkan
Oleh keserakahan dan kesewenangan

Batu gajah meringkuk malu
Setangkai edelweiss jatuh berderai
Patah terkulai
Keduanya bertanya ;

"Apakah kau manusia?"
Mereka menikamku dengan belati tajam"
Memberinya gincu kemerahan"
"Yang tak jua luntur di basuh hujan"

"Apakah kau manusia?"
Lihat kami yang mekar"
"Kau hitung pun tak sukar"

Aku lipat-lipat yang kulihat
Kulekat dalam ingat
Mungkin Tuhan beri rahmat
Bukakan mata yang tertutup rapat

Sepi kian mencekam
Dalam hening kupatri diam
Aku ingin berkaca pada kubangan hujan
Dari semua perlakuan
Yang hanya menambah penderitaan

Selusin batu gajah mengelinding
Aku hancur selaksa pecahan beling
Tangan-tangan batu dilereng curam berusaha meraih teriakku yang semakin tenggelam
Asap-asap belerang semakin garang
Jerit sakit kencang mengerang

Aku hilang suara,hilang bayangan
Di dunia pewayangan yang kusebut khayangan

Bengkulu,30/11/13
Primanata.D
- 0 komentar

Kata-kata bijak tentang kejujuran

Mereka hidup dengan peraturan,sebab mereka tidak saling jujur dan percaya.
Sebuah peraturan mungkin dapat membuat mereka patuh,tapi untuk mendapatkan kejujuran dan kepercayaan sangat sulit.

Hidup ini sederhana,ketika engkau sudah memilih,maka jangan kau sesalkan dari apa yang sudah kau lakukan.

Fast farios,drift tokyo
- 0 komentar

Kata-kata bijak tentang kesempatan dan peluang

Seorang guru memberikan kesempatan kepada semua siswanya untuk melontarkan satu pertanyaan,hanya satu pertanyaan.

Kemudian seorang murid mengacungkan tangan hendak bertanya ;

"Saya mau bertanya pak"
"Tapi sebelumnya bolehkah saya bertanya untuk tiga pertanyaan"

Guru menjawab ;
"Tidak boleh,cukup satu pertanyaan"
"Apa yang ingin kamu tanyakan"

Siswa ;
"Baiklah pak,jika demikian (sambil tersenyum)
"Bapak sedikit pucat,apakah bapak kurang sehat?"

Guru ;
"Tentu saya baik,baik saja..mungkin sedikit lelah"
"Terimakasih sudah memperhatikan kesehatan saya"

Murid ;
"Sebagai murid yang budiman,tentu saya akan bertanya demikian pak,apakah saya masih boleh bertanya untuk topik pelajaran yang sudah bapak berikan?"

Guru (tersenyum)..;
"Tentu saja boleh"

Murid ;
Mengapa katak punya tangan dan kaki tapi berkembang biak dengan cara bertelor?"

Catatan ;
Dari perbincangkan sederhana diatas kita dapat menyimpulkan jika kesempatan itu akan datang berulang-ulang kali jika kita menciptakan sebuah peluang,bukan menunggu datangnya peluang.

Salam,saya
Primanata
- 0 komentar

Kata-kata bijak tentang keperdulian

"Saat keperdulian berhenti"

Rasa keperdulian itu akan selalu ada selama bumi berputar,dan akan hilang ketika bumi berhenti berputar.Sekalipun pada orang terdekatmu kelak,rasa keperdulian akan sirna oleh pertanggungjawaban masing-masing.

@primanata
- 0 komentar

Puisi ejaan tempo doeloe

"Sisa sisa pedjoeang"

Orang toea ompong
Merongrong di lorong
Setelah setengah abad
Sebeloem negri berdaoelat
Boedi oentoek noesa
Hidoepnja terloenta


@primanata
- 0 komentar

Kata kata bijak tentang tantangan

Tantangan itu muncul karena rasa takut,pilihan terburuk darinya adalah kegagalan.

@primanata
- , 0 komentar

Puisi memperingati hari bumi

"Binatang-binatang buas"

Dia itu srigala lapar menggelepar
Lolongnya nyaring di bukit kering
Separoh kita berdada iba
Sebagian lain berpaling badan

Dia itu jaguar lapar menggeram gusar
Berburu di lembah-lembah gersang
Separoh kita berhati mulia
Sebagian lain hilang keperdulian

Dia itu harimau lapar nanar
Buas dari pepohonan bukit merangas
Separoh kita pasang ranjau
Sebagiannya kongkang senjata

Mereka itu menuntut keadilan
Menuntut hak bertahan hidup
Menginginkan hidup damai
Dari kita yang buruk perangai

Catatan:
Puisi di atas mendeskripsikan kehidupan satwa liar yang gusar akibat membabatan hutan dan tambang-tambang batubara yang semakin semena-mena terhadap tempat dimana mereka tinggal.

Bengkulu,06/12/13
Primanata D.
- 0 komentar

Pantun nasehat kota Pagaralam - Sumsel

Bujang gedang

Ribang bujang dusun kembang
Anak raje muare tige
Nafsu gedang be-kawe sebidang
Kebile jaye besembawe pule

Humpot belande humpot jelatang
Besumpot di alang alang
Sukot gerot sianak lanang
Endung lak piot jangan ditendang

Bahasa menggunakan bahasa suku palas pasemah (sumatera selatan).

Ribang: senang/gembira
Muare tige : nama desa/talang di kaki gunung dempo
Nafsu gedang : pekerja keras
Be-kawe sebidang : kebun kopi kurang lebih 3000batang
Kebile jaye : ketika jaya
Besembawe pule : menawarkan sesuatu dari hasil yang didapat meski hanya basa basi.
Humpot : rumput
Besumpot : sembunyi
Sukot gerot : ber-otot,kuat,gagah
Endung : ibu
Lak : sudah
Piot : tua/tua sekali

@primanata d.

Followers