Puisi sosial politik-Cicak Vs buaya | Perusahaan Pencipta Kata-Kata Tanpa Hak Cipta
Perusahaan Pencipta Kata-Kata Tanpa Hak Cipta: Puisi sosial politik-Cicak Vs buaya

Kumpulan Karya Sastra Primanata Dian Isa

Monday, November 26, 2012 - , 0 komentar

Puisi sosial politik-Cicak Vs buaya

"CICAK DI POHON BAKAU,BUAYA CARI MUARA"

Buaya santai berjalan di sela hutan bakau
busungnya buncit kekenyangan
buntutnya berlenggang pelan mirip-mirip ekor bebek
merayap di pasir kecoklatan tempat ia mencari makan

kulitnya coklat,tebal,dan merasa kebal

Beberapa menit kemudian buaya risih
badannya yang besar sangar
tiba-tiba seperti patung monumen di SURABAYA
mendengar para cicak yang bertanya-tanya
"Apa sih yang ada di perutnya"?

Cicak masih di pangkuan pohon bakau
pohon bakau saksi bisu dari aksi buaya
yang melumat burung bangau rawa
tapi cicak sampai saat ini masih makan nyamuk
kebiasaan cicak merayap diam-diam itulah yang tidak disukai buaya

Diskusi para cicak semakin panas
bagaimana buaya bisa makan bangau..?
seperti apa caranya...?
padahal bangau punya sayap..?
padahal buaya tidak punya lidah seperti kita?
padahal buaya tidak bisa merayap..?

Kura-kura,umang-umang masuk ke cangkangnya secepat kilat
si kura dan si umang gak mau ambil bicara
sebetulnya mereka setiap hari melihat bulu bangau ber-terbangan
bangau hilang,bulunya yang putih kini terendam lumpur
tingkah kura dan umang bikin cicak tambah penasaran

Buaya ingin pergi
tapi pohon bakau di mana-mana
Cicak masih saja mengikuti
meski sampai matahari terbenam cicak belum menemukan jawaban

Cicak tak takut berhadapan dengan buaya
karna cicak tau buaya tak bisa menjamahnya
sementara buaya kebinggungan mencari muara sungai
berharap menemukan biawak yang mirip dengannya
agar cicak beralih cerita


Didedikasikan untuk ; Bafana Dewa

DEPOK,03 Nov12'
PRIMANATA

0 komentar:

Post a Comment

Followers