Sajak-Radio republik | Perusahaan Pencipta Kata-Kata Tanpa Hak Cipta
Perusahaan Pencipta Kata-Kata Tanpa Hak Cipta: Sajak-Radio republik

Kumpulan Karya Sastra Primanata Dian Isa

Monday, November 26, 2012 - 0 komentar

Sajak-Radio republik


"RADIO REPUBLIK"

Jalanan panjang berliku sempit setapak
kuning tanahnya becek
setia kerikil di gilas roda-roda pedati
telanjang-telanjang kaki tak perduli
bahu-bahu kekar hitam legam
berjemur diantara ramah hamparan sawah
dan pipit pipit uban tertawa
melempar sebutir padi diatas kepala mereka

Tebal,kebal telapak kakinya
berjalan diatas krikil-krikil runcing
yang tak pernah jadi permadani mulus seperti tol Jakarta
tanpa permintaan,pengajuan,permohonan
tanpa rasa cemburu senyum sapa tetap ada

Toke-toke beras dengan musik MP3 nya
menari-nari goyangkan kaki
di dalam sedan mulus berwarna putih
hamparan sawah yang luas
berhektar hektar,berton-ton
kini sudah menjadi investasi

Subsidi pupuk lancar mengalir
seperti air PDAM perumahan Elite
yang tak pernah berhenti mengalir
hingga karung-karung putih bergelimpangan di kilo-i

Pak tani kini menjadi kuli
jadi babu...
babu yang di lempar sebutir beras oleh pipit uban
kuli telanjang dada di atas tanah mereka

..................................................................................................

Sementara ku palingkan mata ke kota
jalanan besar mulus lurus tanpa tanah
di hiasi gemerlap pijar sombong lampu kota
bersaing indah serba mewah
dan keangkuhan pipa-pipa cerobong asap itu
menarik pilu perhatianku

Iri...
gedung-gedung perkantoran iri
dengki,tamak,rakus,serakah
kurang luas saja tanahnya
kurang tinggi saja
makin hebat,makin gagah,makin perkasa
mencakar langit tanpa goyah
dan tanpa iba meludah dari atas ketinggiannya

Jalanan kota saksi bisu yang diciptakan orang-orang pintar
rumput liar pun di gusur di tepian jalan
belalang,capung,kupu-kupu bahkan walangsangit pun mengungsi
buldoser datang setelah sidang
rumah penduduk pasar kaki lima tanpa akta tanah
rata dijadikan hotel bintang lima mall megah

..............................................................................................

Pada warung kopi kaki lima
dibawah terpal rapuh yang bocor kala hujan menderu
radio di republik ini mendendangkan lagu cinta
asmara,gelora,muda dan kasmaran
tiada guna untuk sebuah ketimpangan
aku tutup telinga...



Djakarta,30/10/12
Primanata Dian Isa

0 komentar:

Post a Comment

Followers